Semestinya sebagai warga Indonesia kita harus bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan kita. Aku sendiri nih sobeX benar-benar merasakan manfaatnya berbahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti dalam lingkungan kampus aku sendiri. Kami dalam lingkungan kampus juga berasal dari daerah yang berbeda-beda. Tentu saja juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Ketika memulai sebuah komunikasi, aku memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa Indonesia. Inilah sebagai bentuk pentingnya bahasa Indonesia bagi kita sobeX.
Kalau kita lihat secara geografis memang Indonesia memiliki beribu-ribu pulau sehingga juga melatarbelakangi adanya keberagaman suku, ras, agama maupun bahasa. Oleh karena itu, untuk menyatukan kita semua haruslah ada alat yang menyatukan agar saling memahami dan bertukar pendapat dengan berkomunikasi satu bahasa. Sehingga apa yang kita bicarakan juga nyambung satu sama lain.
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bentuk rasa nasionalisme kita terhadap negara Indonesia. Sebagai rasa nasionalisme untuk mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam kehidupan sehari-hari kita. Selain itu, juga sebagai upaya kita untuk menjaga dan melestraikan bahasa Indonesia. (deva)
[ Red/Redaksi_ILS ]
Indonesia terkenal dengan beranekaragam budaya. Masing-masing daerah punya kebudayaan masing-masing. Misalnya tari, nyanyian, dan bahasa. Sebut saja bahasa Minang, Jawa, Sunda, Batak dan sebagainya.
Untuk berkomunikasi antar suku bangsa, diperlukan satu bahasa yang dipahami secara Nasional. Bahasa Ini disepakati dalam isi sumpah pemuda yang salah satunya berbunyi: “Kami putera-puteri Indonesia mengaku berbahasa yang satu, Bahasa Indonesia.”
Bicara soal Bahasa Indonesia, sepertinya bahasa ibu negara kita ini sudah mulai dipinggirkan. Orang-orang, termasuk pelajar dan mahasiswa lebih cenderung menggunakan bahasa asing, bahasa gaul dan sebagainya. Bahkan, bahasa Indonesia juga sudah diobrak-abrik. Banyak kosa kata dalam bahasa Indonesia yang baru masuk. Misalnya penggunaan kata loe gue, jadul, jayus, jaim dan sebagainya.
Memang, kita nggak bisa menampik hal-hal tersebut sobeX. Ada satu yang perlu sobeX ketahui, yaitu rumus pembentuk Bahasa Indonesia. Rumus itu adalah BI=BM+BD+BA. Penjelasannya, Bahasa Indonesia adalah gabungan dari Bahasa Melayu, yang ditambah dengan bahasa daerah-daerah di Indonesia dan bahasa asing.
Mau bukti sobeX? Kenapa kita serumpun dengan Malaysia, karena akar bahasa kita sama, Bahasa Melayu. Soal bahasa daerah, ada buktinya sobeX. Contohnya kata kumuh dan merantau. Itu udah jelas dari Bahasa Minangkabau, yaitu kumuah dan marantau yang kini telah baku.
Jadi, nggak nutup kemungkinan suatu hari nanti kata loe, gue, jayus dan beragam bahasa gaul atau bahasa daerah lainnya bakal jadi Bahasa Indonesia yang baku. Ingat-ingat, bahasa adalah ilmu yang dinamis, berubah dan berkembang seiring zaman. Ada kata baku yang baru, ada yang tergantikan, dan yang menghilang.
Mungkin sobeX bertanya-tanya, kenapa Xpresi membahas tema Bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi Xpresi sendiri malah berbahasa gaul gini. Pertama, sobeX harus tahu dulu tentang Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 Pasal 39. Pasal tersebut mewajibkan media massa Indonesia untuk menggunakan Bahasa Indonesia. Akan tetapi terdapat pengecualian untuk media dengan segmentasi khusus.
Nah, Xpresi, tabloid remaja, majalah khusus desain grafis atau untuk bidang-bidang profesi tertentu adalah media massa yang termasuk golongan segmentasi khusus. Jadi sah-sah saja menggunakan bahasa gaul atau bahasa asing atau istilah dalam bidang ilmu tersebut.
Rizki Diana Rangkuti mengaku, sehari-harinya selain berbicara dengan bahasa Minang, ia juga berbicara dengan bahasa Indonesia. Hanya saja menurut mahasiswa IAIN ini, bahasa Indonesia yang ia gunakan sehari-hari bukanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Kalau bahasa Indonesia yang kita pahami sebagai bahasa Indonesia yang baik dan benar itu kesannya agak jadul gitu sobeX. Makanya aku pakainya yang digunakan oleh banyak orang aja. Dibilang bahasa gaul, menurut aku nggak sih sobeX. Soalnya banyak juga orang yang menggunakan bahasa tersebut,” ujarnya.
Wah, sepertinya harus ada yang diluruskan nih. sobeX mesti tahu, apa itu sebenarnya Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik yang dimaksud di sana adalah sesuai dengan kaidah dan ragam bahasa yang digunakan. Benar yang di maksud di sana adalah sesuai dengan situasi dalam berbahasa. So, kalau sobeX berada dalam situasi resmi atau formal, gunakanlah Bahasa Indonesia ragam resmi atau ragam baku. Sebaliknya, kalau berada di situasi non formal, kayak lagi curhat atau ngobrol biasa dengan teman, ya gunakan Bahasa Indonesia ragam akrab atau ragam cakapan.
Justru dalam situasi nonformal malah menggunakan Bahasa Indonesia ragam resmi atau ragam baku, maka tidaklah Berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di BAHASA INDONESIA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon